Selasa, 12 Februari 2019

KRITIK ARSITEKTUR DESKRIPTIF : ARSITEKTUR MIMESIS (TEATER KEONG MAS TMII)


KRITIK ARSITEKTUR DESKRIPTIF : ARSITEKTUR MIMESIS
PENERAPAN KONSEP TEORI MIMESIS PADA BANGUNAN
TEATER KEONG MAS TMII DI JAKARTA


ABSTRAK

Mimesis pada awalnya berasal dari zaman Yunani kuno, ketika mereka ingin mengkarakterisasikan dasar-dasar alamiah dari lukisan dan pahatan, puisi dan music, tarian dan teater yang pada zaman modern disebut seni. Sebagian dari mereka yang hidup pada zaman itu menyebutnya dengan  istilah mimemata (asal kata : mimema) yang pada akhirnya menghasilkan sebuah karya yang disebut mimesis. Beberapa kata dalam bahasa Yunani kuno sering dihubung-hubungkan dengfan mimesis, diantaranya mimema (imitasi), eikon (image) dan homoioma (mempersamakan) yang menghadirkan suatu pengertian yang lebih luas lagi tentang mimesis. Perbedaan paling mendasar dari teori mimesis terletak di antara mimena dan hal yang nyata/asli. Misalnya sebuah rumah adalah hal yang nyata sedangkan lukisan ataupun pahatan yang menyerupai sebuah rumah adalah sebuah mimena, sesuatu yang seperti rumah tetapi bukan sebuah rumah.     
              Pada saat ini mimesis dikenal dan dihargai sebagai salah satu teori seni yang tertua, hal ini bias dilihat dari peminjaman bentuk, maupun gerakan dari alam yang dijadikan inspirasi dalam karya manusia modern, baik itu dalam bentuk bangunan kuno (misalnya Sphinx di Mesir) dan karya seni tarian yang mengikuti gerak alam, bahkan ilmu bela diri yang mengadaptasi gerakan dari binatang.
              Rudolf Arnhein, berpendapat bahwa bermain dengan peniruan (dalam seni) adalah aspek kehidupan yang menyenangkan, sebuah kondisi yang dapat diterima oleh umum. Dalam perluasannya, ia menetapkan konsep ‘borrowing’ (meminjam) dalam istilah imitasi (peniruan) dalam seni seperti ketika harus meminjam rasa tegang, gejolak hati, dan rasa senenag setelah memenangkan pertarungan, tanpa memperhatikan akibat-akibatnya yang merugikan dan menyakitkan.
            Konsep mimesis melalui imitasi juga menunjukkan adanya ‘borrowing’ (meminjam) dan ‘derivation’ (menjiplak) atau mengambil (sebagian) dari asalnya, bukan seluruhnya. Karena jika hal ini dilakukan, dapat dikategorikan sebagai usaha melakukan copying. Sesuatu yang dianggap ‘inferior’ (merendahkan martabat/derajat) oleh mayoritas gerakan modern estetika murni, sama jeleknya dengan istilah-istilah ‘elektik’dan ‘derivatif’, yang juga dianggap sebagai usaha untuk melarikan diri dari kemampuan melakukan imitasi yang benar.
Kata Kunci : Arsitektur Mimesis, Mimesis, Teori Mimesi


PENDAHULUAN

Teater Imax Keong Emas berbentuk keong raksasa, merupakan tempat pemutaran dan pertunjukan film khusus dengan teknologi canggih, didirikan atas prakarsa lbu Tien Soeharto, dan mulai dioperasikan pada tanggal 20 April 1984.
Gedung teater yang sangat khas ini dimaksudkan sebagai sarana rekreasi yang mendidik guna memperkenalkan kekayaan alam dan budaya bangsa melalui tanyangan film layar raksasa dengan menggunakan kecanggihan teknologi sinematografi modem Proyektor IMAX.
Menonton film di teater ini, penonton serasa ikut berada di dalamnya dan ikut pula berperan sebagai pemain. Teknologi film imax menunjukkan kecanggihan dan kemampuannya untuk menimbulkan daya tarik kuat yang membuat penonton berdecak kagum.
Beberapa film tersedia untuk diputar, antara lain film Indonesia Indah I, Indonesia Indah II (Anak-anak Indonesia), Indonesia Indah III (Indonesia Untaian Manikam di Khatulistiwa), dan Indonesia Indah IV (Aku Bangga Menjadi Anak Indonesia). Semuanya menunjukkan keindahan lingkungan, kekayaan alam, dan keragaman budaya Indonesia.
Dalam perkembangan selanjutnya pemutaran film tidak hanya menampilkan film-film seri Indonesia Indah saja, namun juga diselingi pemutaran film-film impor yang bernuansa pendidikan dengan tema-tema hiburan, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tema-tema lingkungan hidup. Sejak tahun 1984 Teater Imax Keong Emas telah memutar 20 judul film impor dengan masa sewa antara 1 dan 2 tahun. Film-film itu antara lain To Fly, Speed, Blue Planet, The Living Sea, Forces of Nature, T-Rex, The First Emperor of China, Island Adventure, dan Mistic India. Pada tahun 2004, teater ini mampu meng-upgrade sistem dan sekaligus memutar film IMAX DMR (Digital Re-Mastering), yakni teknologi revolusioner yang memungkinkan transfer film laga format 35 mm ke dalam IMAX EXPERIENCE 70 mm.


KAJIAN PUSTAKA
1.    Mimesis
Mimesis adalah sebuah proses peniruan. Mimesis ada di dalam diri setiap manusia sehingga proses peniruan ini juga menjadi proses terciptanya budaya. Secara sistematis, Mimesis terjadi karena kita menjadikan orang lain sebagai model.
2.    Teater
Teater (Inggris: theater atau theatre; Prancis théâtre; kata teater sendiri berasal dari kata theatron (θέατρον) dari bahasa Yunani, yang berarti "tempat untuk menonton") adalah istilah lain dari drama, tetapi dalam pengertian yang lebih luas, teater adalah proses pemilihan teks atau naskah, penafsiran, penggarapan, penyajian atau pementasan dan proses pemahaman atau penikmatan dari public atau audience (bisa pembaca, pendengar, penonton, pengamat, kritikus atau peneliti). Proses penjadian drama ke teater disebut prose teater atau disingkat berteater. Teater bisa diartikan dengan dua cara yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas. Teater dalam arti luas adalah sebagai drama (kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan orang banyak dan didasarkan pada naskah yang tertulis). Dalam arti sempit, teater adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak contohnya wayang orang, ketoprak, ludruk dan lain-lain.


PEMBAHASAN

Teater Keong Mas
Gambar 1 : Teater Keong Mas

        Teater IMAX Keong Emas adalah satu wahana rekreasi bermatra pendidikan dan merupakan icon Taman Mini "Indonesia Indah" (TMII). Mengamban misinya sebagai wahana pelestarian dan pengembangan budaya bangsa Indonesia melalui penayangan audio visual dengan menggunakan teknologi Sinematographi Modern IMAX. Teater Imax Keong Emas diresmikan pada tanggal, 20 April 1984 dan dibangun atas prakarsa serta gagasan Almarhumah Ibu Hj. Tien Seoharto serta merupakan teater IMAX pertama di Indonesia. Gedung teater-nya yang unik merupakan milik bangsa Indonesia yang boleh dibanggakan karena sejak perencanaan hingga selesainya pembangunan, seluruh pekerjaannya ditangani oleh tenaga ahli dari bangsa sendiri yang hasil arsitekturnya dikagumi dan dipuji oleh bangsa lain.
       Secara arsitektur, segi akustik sangat berperan dalam rancangan teater ini. Berbagai sarana dan panil penyerap suara (akustik) ditempatkan secara strategis pada lokasi tertentu di seputar teater, sehingga diperoleh pantulan suara yang jelas dan sempurna. Tata suara dirancang sedemikian rupa untuk menunjang penyajian teater IMAX yang prima. Penataanya dilengkapi dengan pembagian frekuensi yang luas, derajat suara yang tinggi dan tingkat penyebaran suara yang sama. Dengan efek khusus pada bass, penataan yang dilengkapi kekuatan listik 6.200 watts menghasilkan musik yang berkesinambungan.

Gambar 2 : Interior Gedung Teater Keong Mas

      Gedung Teater Imax Keong Emas berkapasitas tempat duduk reguler sebanyak 811 orang dan VIP sebanyak 36 orang, layar berukuran 21,5 x 29,3 m serta dilengkapi dengan menggunakan teknologi sinematographi modern proyektor IMAX format film 70 mm. Sistem ini dapat memberikan kwalitas gambar dan pengaruh kepada penonton sehingga seolah-olah penonton itu sendiri ada dalam setiap adegan film yang ditonton.
       Perancangan Gedung Teater Keong Mas TMII menggunakan teori mimesis atau imitasi dari bentuk cangkang keong spiral tanpa memikirkan fungsi keong secara alamiahnya. Struktur bangunan ini melengkung, tipis, kaku dan kuat seperti halnya struktur dari cangkang keong mas aslinya sendiri. 
Gambar 3 : Analogi Desain Dari Keong Mas

Analisa Struktur :
  • Struktur Rangka : Kolom, Balok, Plat Lantai, dan Atap Cangkang Bentuk Spiral (Shell)
  • Diameter Atap    : 46 M
  • Tebal Atap          : 20 Cm
  • Bahan Atap         : Beton Bertulang
  • Pondasi Tiang Pancang Kedalaman 18 M
Analisa Bentuk Bangunan :
  • Mengambil estetika bentuk cangkang keong (Sinitral Shell)
  • Cangkang depan sebagai hall
  • Cangkang belakang sebagai ruang teater
  • Warna emas berdasarkan warna keong yang eye-catching
Data Teknis :
  • Lokasi : Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur
  • Fungsi : Teater IMAX
  • Arsitek : Dpl. Ing. Eddy W Utoyo, IAI, Ir. Timmy Setiawan, IAI, Ir. Frangky Du Ville, IAI, Ir. Djoeachir, IAI, Ir. Iman Sudibyo, IAI 
  • Ahli Struktur : Ir. Paul Retika, Msc 
  • Pembangunan : 1982 
  • Luas lahan : 7245 m2 
  • Luas bangunan : 3250 m2 
  • Material struktur : Beton dan baja

Gambar 4 : Denah Lantai Atas

Gambar 5 : Potongan A-A

Gambar 6 : Pola Sirkulasi


KESIMPULAN

Mimesis adalah salah satu altennatif dalam perancangan yang menghadirkan kembali rupa awal dengan melakukan perubahan-perubahan sehingga hadirlah sebuah karya yang bcrsifat ganda. Sebuah siluman, sebuah karya yang dapat dikatakan sebagai representasi dari rupa awal, tetapi sekaligus dapat pula dikatakan sebagai sebuah karya original yang benar - benar baru. Pengubahan - pengubahan yang dilakukan bisa berupa penggantian fungsi, pengubahan ukuran, pemindahan posisi dan berbagai teknik pengubahan bentuk arsitektural sehingga melahirkan sebuah karya original yang  tetap memiliki hubungan erat yang tak terpisahkan dengan rupa awal. Gedung Teater Keong Mas ini berhasil menghadirkan kembali rupa awal dalam perancangannya dengan melakukan perubahan-perubahan yang menghasilkan sebuah karya bersifat ganda tersebut dan menjadikan bangunan ini “iconic” yang bagus dilingkungannya.






SUMBER

http://www.keongemas.com/
http://tessaiver.blogspot.com/2011/09/mimesis.html
http://galihdegal.blogspot.com/2017/01/kritik-arsitektur-gedung-teater-keong
https://id.wikipedia.org/wiki/Teater_IMAX_Keong_Emas
https://prezi.com/jdsrvtz2duzo/perancangan-gedung-teater-keong-mas-tmii-menggunakan-teori-m/
http://deliawanockiardy.blogspot.co.id/2015/02/kritik-arsitektur-terhadap-bangunan.html 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar