Arsitektur Tropis merupakan salah satu cabang ilmu
arsitektur, yang mempelajari tentang arsitektur yang berorientasi pada kondisi
iklim dan cuaca, pada lokasi di manamassa bangunan atau kelompok bangunan
berada, serta dampak, tautan ataupun pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar
yang tropis.
Bangunan dengan desain arsitektur tropis, memiliki ciri
khas atau karakter menyesuaikan dengan kondisi iklim tropis, atau memiliki
bentuk tropis. Tetapi dengan adanya perkembangan konsep dan teknologi, maka
bangunan dengan konsep atau bentuk modern atau hitech, bias disebut bangunan
tropis, hal ini diatasi dengan adanya system sirkulasi udara, ventilasi,
bukaan, view dan orientasi bangunan,
serta penggunaan material modern / hitech yang tidak merusak lingkungan.
Arsitektur Tropis meliputi berbagai macam hal yang
menyangkut desain bangunan atau kawasan yang berkarakter bangunan tropis,
dengan pengaruh atau dampak terhadap lingkungannya.
Desain
bangunan dengan karakter tropis, memiliki beberapa persyaratan, yaitu :
1.
Harus memiliki view
2.
orientasi bangunan yang sesuai dengan standar tropis
(building orientation)
3.
menggunakan bahan atau bagian pendukung kenyamanan pada
kondisi tropis, seperti :
- sunshading
- sunprotection
- sunlouver
- memperhatikan standar pengaruh bukaan terhadap lingkungan sekitar (windowradiation)
4. Memiliki karakter atau ciri khas yang mengekpos bangunan
sebagai bangunan tropis, dengan penggunaan material ataupun warna-warna yang
berbeda.
Ciri-ciri
iklim tropis basah
1.
Curah hujan tinggi
2.
Kelembaban tinggi
3.
Temperatur udara panas sampai dengan nikmat
4.
Angin (aliran udara) sedikit
5.
Radiasi matahari sedang sampai kuat (matahari bersinar
sepanjang tahun)
6.
Pertukaran panas kecil karena kelembaban tinggi (udara
sudah jenuh oleh uap air), sehingga air tidak mudah menguap.
Selain ciri-ciri umum tersebut, ada pula beberapa daerah
yang mempunyai keadaan iklim yang sedikit berbeda, misalnya daerah pegunungan,
seperti Bandung dan Malang lebih sering terjadi hujan, atau di daerah Nusa
Tenggara Timur yang paling jarang terjadi hujan, sehingga disana banyak
terdapat sabana atau padang rumput dan semak-semak.
Permasalahannya adalah bagaimana udara tetap mengalir
sehingga penguapan bisa terus berlangsung. Misalnya untuk daerah yang mempunyai
iklim tropik basah seperti yang tersebut di atas, dinding bangunan dibuat tebal
dan tidak dibuat sirkulasi udara sehingga penguapan tidak terlalu cepat.
Strategi
utama untuk bangunan:
- Menghalangi radiasi sinar matahari langsung dengan louvers dan sun shading (pembayang sinar matahari)
- Isolasi radiasi panas dengan ruang udara (pada atap dan pemakaian bahan-bahan bersel dan berpori atau berongga)
- Jarak bangunan dengan bangunan lain jauh untuk memperlancar aliran udara
- Kenyamanan Thermis dicapai dengan aliran udara yang mengenai tubuh manusia.
- Menghentikan/isolasi radiasi dengan reflektor kurang sesuai karena akan menambah panas lingkungan dan mengurangi penerapan kelembaban dan penguapan.
- Bahan-bahan yang dipakai sebaiknya mempunyai BJ kecil (ringan), time lag rendah, kapasitas panas kecil, dimensi kecil, berat sendiri kecil, dapat mengikuti kadar kelembaban udara sekitar dan konduktivitas panas rendah.
Perilaku
iklim tropis basah dan bentuk bangunan:
1.
Curah hujan tinggi diatasi dengan kemiringan atap curam
2.
Kelembaban tinggi, diatasi dengan:
- Penggunaan dinding porous pada bangunan agar dapat ikut menyerap uap air di dalam ruangan dan meningkatkan kenyamanan. Dinding dikeringkan aliran udara yang melewati celah-celah dinding, mendinginkan permukaan bangunan,
- Bangunan mempunyai dua jenis jendela, temporal dan tetap. Jendela temporal digunakan pada siang hari.
3.
Radiasi sinar langsung, diatasi dengan pemakaian sun
shading. Agar panas tidak terakumulasi dipakai bahan yang kapasitas panasnya
kecil. Pada malam hari, udara lembab akan mengembun dan jenuh, yang akan
menimbulkan rasa panas. Karena itu, bahan yang dipakai harus mempunyai time lag
rendah (cepat panas, cepat dingin). Pada siang hari, radiasi tinggi, bahan
bangunan harus mempunyai konduktivitas panas rendah dan isolasi panas dengan
udara mengalir (membawa udara panas dan uap air di permukaan bahan), mengurangi
panas bangunan. Dimensi dan berat kecil agar tidak menyimpan panas. Pagi hari,
suhu udara terdingin, bangunan harus membatasi pengeluaran panas dari dalam
bangunan.
4.
Udara lembab, tanah lembab, radiasi panas balik dari
tanah membuat udara jenuh. Keadaan ini ditanggulangi dengan mengangkat lantai
bangunan untuk memberi kesempatan udara mengalir di kolong bangunan.
Sumber :
wikipedia.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar